<< Belajar membuat blogSalamat Datang Di Blog Saya >>

Banyuwangi








Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan
peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya,  yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.

Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ). Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).

Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.

Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.



Pemandian Keramat Di Rowo Bayu.



Banyuwangi - Tempat wisata Rowo Bayu di Banyuwangi dikait-kaitkan dengan cerita horor 'KKN di Desa Penari'. Padahal danau ini punya ceritanya sendiri, mistis juga sih.

Rowo Bayu berada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menjadi viral lantaran dihubungkan dengan cerita horor 'KKN di Desa Penari'. Meskipun penulis cerita mengatakan hanya memakai foto Rowo Bayu sebagai ilustrasi, namun netizen terlanjur percaya tempat ini adalah setting cerita horor itu.

Telaga ini bersembunyi di balik rimbunnya hutan di kaki Gunung Raung di sisi Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat setempat lebih sering menyebutnya Rowo Bayu. Rowo dalam bahasa Indonesia adalah Rawa, sementara Bayu berarti angin.

detikcom pun mendatangi area telaga yang berada di kawasan KRPH Perhutani Banyuwangi Barat, atau di Dusun Sambungrejo Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Danau ini memang menyimpan misteri, tapi bukan cerita horor mahasiswa, melainkan kepingan sejarah Kerajaan Blambangan, sebuah Kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa.


LEGENDA DAN SEJARAH KABUPATEN BANYUWANGI


Patung Penari Gandrung, salah 1 tempat wisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Legenda Asal Usul Banyuwangi 

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. 

Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. 

Maka dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. 

Namun cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja.

Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan.

Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. 


Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.

Gambar ilustrasi legenda asal usul Banyuwangi.

Sejarah Kabupaten Banyuwangi 

Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.

Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923).

Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).

Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.



                                         Peta dan Lambang Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.

Sumber:


Baca juga artikel lainnya. 👇👇👇

11 Gunung terindah di indonesia 

12 Pantangan saat naik gunung yang harus dita'ati



Pesona Pantai Pulau Merah Banyuwangi




Pantai “Kuta” bukanlah satu satunya pantai yang diminati turis mancanegara , Saat ini Pantai Pulau Merah Banyuwangi menjadi sasaran destinasi wisata favorit kedua bagi para wisatawan domestik maupun asing. Hal ini tidak lain dikarenakan kebersihan dan keindahan pesona pantai yang disuguhkan dan juga ombak yang bisa digunakan untuk surfing.

Banyuwangi memang sangat kaya akan pantai, dan hal inilah yang menjadikan Banyuwangi lebih dikenal di dunia. Hampir setengah wilayah Banyuwangi dikelilingi Pantai, dan salah satu pantai yang kian di lirik oleh para wisatawan adalah Pantai Pulau Merah, sebuah Pantai yang berlokasi di ujung selatan Banyuwangi.

Pantai pulau merah ini memiliki pasir putih yang terhampar luas sepanjang 3 KM. Dimana tidak jauh dari bibir pantai tersebut Terdapat bukit kecil yang sangat cantik setinggi 200 M. Di bagian timur, wisatawan disuguhi dengan pemandangan pegunungan. Sedangkan di bagian barat, wisatawan disuguhi dengan pemandangan sunset yang sangat indah.

Selain pemandangan menawan yang dimiliki nya, pantai Pulau Merah memiliki ombak yang sangat bagus setinggi 2 meter dengan panjang kurang lebih 300 meter yang dikelilingi oleh pohon mangrove.

Keamanan berwisata di Pantai pulau merah sangat diutamakan. Terdapat petugas yang menjaga sekaligus mengamankan apabila ada kecelakaan atau sesuatu yang tidak di inginkan, terutama kepada mereka yang melakukan renang di Pantai. Terdapat tower setinggi 5 meter yang digunakan oleh petugas ini untuk memantau dan memastikan keamanan keadaan di sekitarnya.


Aktifitas Menarik di Pantai Pulau Merah

Surfing


Daya tarik Pantai Pulau Merah adalah karena ombak yang dimiliki nya. Dan hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi mereka yang hobi berselancar. Pantai ini selalu dipenuhi oleh Surfer Mancanegara setiap harinya. 

Bahkan banyak dari mereka memilih untuk menginap selama berhari-hari dan beberapa ada yang sampai berminggu-minggu. Hingga saat ini, pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah mengadakan event surfing rutin setiap tahunnya. Dan event tersebut melibatkan peserta dari 20 negara diseluruh dunia.

SEWA PAPAN SELANCAR SANGAT MURAH LHO, HANYA DENGAN 50rb ANDA SUDAH DAPAT BERSELANCAR RIA.


Memancing


Untuk mereka yang mempunyai hobi memancing, dapat memanfaatkan jasa perahu tradisional untuk memancing di tengah laut. 

Hal ini tentu sangat menyenangkan, karena selain mendapatkan ikan, wisatawan juga akan dapat menikmati hembusan sejuk air laut.


Snorkeling

Aktivitas eksklusif lainnya adalah snorkeling. Di lokasi pantai Pulau Merah terdapat pihak yang menyewakan perlengkapan untuk snorkeling

Dan satu hal yang menarik adalah, harga sewa nya tidak semahal tempat sewa pada umumnya.

Mendaki bukit

Ketika laut sedang surut, anda dapat berjalan ke tengah laut untuk menaiki Bukit yang berada tidak jauh dari bibir pantai. Melalui bukit tersebut anda dapat menyaksikan keindahan laut lepas dan juga pemandangan eksotis yang mengelilingi pantai Pulau Merah.

Mandi Di Laut

Selain hanya sekedar “cuci mata”, hal lain yang juga menarik untuk dilakukan adalah bermain main dengan gulungan ombak. Melalui ombak setinggi 2 meter ini anda dapat ber-historia bersama kerabat atau keluarga anda. Pada saat saat tertentu memang tidak diperbolehkan untuk mandi di Pantai. Hal ini dilakukan ketika kondisi Pantai tidak memungkinkan atau ketika cuaca sedang buruk.


Bermain pasir

Hal yang hampir selalu dilakukan ketika berkunjung ke sebuah pantai adalah bermain pasir. Pulau Merah mempunyai pasir yang sangat lembut, hal ini menjadi kelebihan tersendiri bagi mereka yang ingin bermain main dengan Pasir.

Menikmati jajanan khas setempat



Setelah lelah bermain main atau berselancar, penjaja makanan dan minuman akan siap melayani makanan dan minuman. Di dalam lokasi pantai terdapat banyak kios yang menjual berbagai macam konsumsi. Mulai dari makanan ringan, minuman, hingga masakan berjenis kuliner. 


Asal Usul nama pulau merah 


Pantai Pulau Merah sebelumnya dikenal dengan Pantai Ringin Pintu oleh masyarakat setempat. Nama Pulau Merah sendiri merujuk pada bukit kecil ditengah laut (tidak jauh dari pantai) yang memiliki tanah berwarna merah. 

Namun pulau tersebut tidak terlihat merah karena adanya pohon yang menyelimuti nya. Selain warna merah tanah bukit kecil tersebut, pantai ini memang terlihat sangat merah ketika sore hari, dan warna kemerah-merahan tersebut disebabkan oleh pasir basah yang terkena sinar matahari yang hendak tenggelam, terutama pada saat kemarau.


Kisah Mistis Pantai Pulau Merah 
Banyak sekali kisah mistis yang beredar terkait dengan Pantai Pulau Merah ini. Berikut ini kisah kisah mistis yang konon pernah dialami oleh penduduk setempat;
Adanya kilatan cahaya merah yang melintas di pantai tersebut, sehingga ada yang mengatakan hal tersebutlah yang menjadi latarbelakang nama Pantai ini sehingga bernama Pulau Merah.

Ada sebuah Pura yang tidak tidak hancur ketika dilanda bencana Tsunami setinggi 13 meter pada tahun 1990.

Pantai Pulau Merah atau Pantai Plengkung “G-Land”?

Sebelum Pantai Pulau Merah Terkenal, Pantai Pelengkung atau yang lebih dikenal dengan “G Land” lah yang dijadikan prioritas wisata bagi masyarakat Banyuwangi. Tidak seperti Pelengkung, Pantai Pulau Merah tidak terdapat  banyak batu karang, sebaliknya pantai ini memiliki pasir yang lembut yang membuat wisatawan betah untuk bermain main. Ditambah lagi, terdapat bukit kecil yang cantik setinggi 200 meter yang berada ditengah tengah laut.

Bagaimana dengan kondisi ombak untuk Berselancar?

Memang ombak yang dihasilkan oleh pantai Pulau Merah tidak setinggi G-Land. Akan tetapi hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka yang masih pemula dan tahap belajar berselancar. Dengan ketinggian rata rata ombak 2M, lebih tidak membahayakan untuk mereka yang belum professional. Namun apabila sudah professional, memang G-Land sangat direkomendasikan.

Melihat lihat disekeliling Pantai Pulau Merah


Tidak jauh dari Pantai Pulau Merah terdapat sebuah Pura, yaitu Pura Tawang Alun. Pura ini dibangun pada tahun 1980-an. Selain digunakan untuk tempat sembahyang oleh warga setempat, Pura ini juga sering mendapatkan kunjungan dari umat hindu dari seluruh Indonesia, khususnya pengunjung yang berasal dari Bali dan Bromo.

Ketika anda berwisata di Pantai Pulau Merah, anda dapat memanfaatkan kesempatan untuk sekedar berkeliling santai dan melihat lihat tempat yang sakral ini.

Kuliner Pantai Pulau Merah



Ketika wisatawan memasuki kawasan Pantai Pulau Merah, mereka akan disuguhkan dengan beragam masakan kuliner khas Banyuwangi seperti rujak soto, rujak bakso, rawon, dan sajian khas lainnya. Hal ini karena lokasi pantai ini dekat dengan pemukiman warga. Kebersihan tempat dan makanan yang disajikan tidak perlu dikhawatirkan lagi.

Penginapan di Pantai Pulau Merah 
Ketika anda berencana ingin menginap dan menghabiskan malam di Pantai Pulau Merah, anda dapat menyewa homestay disekitar pantai yang disediakan oleh warga setempat. Harga sewa nya relatif murah jika dibandingkan dengan penginapan tempat wisata lain, yaitu mulai dari Rp.100.000 per malam.

Anda dapat memilih homestay sesusai dengan fasilitas yang anda inginkan. Fasilitas homestay yang diberikan, seperti kamar tidur, bed, TV, AC dsb tergantung dari harga yang anda inginkan. Selain dapat menikmati keindahan panorama Sunset, anda juga akan bertemu dengan banyak sekali bule yang juga menginap di area Homestay tersebut.
Lokasi Pantai Pulau Merah

Pantai Pulau Merah terletak di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran. Pantai ini merupakan bagian dari pantai selatan dan masih satu rangkaian dengan Pantai Teluk IjoPantai Sukamade, dan juga Pantai Pancer. Jarak tempuh dari Banyuwangi kota ke lokasi adalah 60KM, atau kurang lebih memakan waktu 3 Jam perjalanan.

Infrastruktur seperti jalan, transportasi umum sangat mendukung. Kondisi jalan  sangatlah bagus, yang mana sudah menggunakan aspal hitam. 

Rute menuju Pantai Pulau Merah 

Transportasi Umum 
Apabila anda menggunakan transportasi umum, berikut ini tahap-tahap nya;
Menuju terminal Jajag, Banyuwangi.
Dari terminal Jajag naik bus mini menuju Terminal Pesanggaran (Kec. Pesanggaran)
Dari Terminal Pesanggaran naik Ojek langsung menuju Lokasi Pantai Pulau Merah. 

Kendaraan Pribadi  
Apabila anda menggunakan kendaraan pribadi, ada dua alternatif jalan yang bisa anda tempuh. Jika anda berangkat dari arah Barat Banyuwangi , maka inilah rutenya.

Kec. Genteng => Kec. Pesanggaran => Pantai Pulau Merah 

Jika anda berangkat dari arah Timur Banyuwangi atau berangkat dari Situbondo, inilah rutenya.


Kec. Jajag => Kec. Pesanggaran => Pantai Pulau Merah 

Lihat Lokasi Pantai Pulau Merah di Google Map




 Wisata Pantai Teluk Ijo Banyuwangi 


Tabloidwisata.com – Pantai Teluk Ijo atau yang dikenal juga dengan sebutan (Green Bay) merupakan sebuah pantai yang terletak di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki pasir putih lembut dengan panorama alam yang mempesona. Pantai ini masih perawan, artinya tidak ada pengrusakan-pengrusakan yang disebabkan oleh tangan manusia. Sehingga kondisi di pantai ini sangat lah bersih dan membuat setiap wisatawan yang berkunjung merasa betah.

Wisata Pantai Teluk Ijo (Green Bay)

Pantai Teluk Ijo masih dalam satu rangkaian dengan pantai Pulau Merah dan pantai selatan lainnya. Pantai ini juga masih termasuk dalam  kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Selain populer dengan airnya yang berwarna kehijau hijauan, panti ini juga populer dengan pemandangan batu karang yang dimilikinya, sangat bagus.

  • Pasir putih yang hangat, Air laut yang berwarna kehijau hijauan, Batu karang yang eksotis, dan pepohonon yang rimbun membuat pantai ini layaknya Surga Banyuwangi yang tersembunyi
Sebelum sampai ke pantai Teluk Ijo, wisatawan akan lebih dulu menjumpai sebuah pantai yang juga unik, dimana pantai tersebut tidak memiliki pasir layaknya pantai pada umumnya. Pantai Batu namanya, pantai ini dipenuhi dengan bebatuan di sepanjang bibir pantai. Munculnya bebatuan tersebut diperkirakan disebabkan oleh kejadian pasca Tsunami tahun 1994. Dari pantai ini, anda harus berjalan kaki menuju Pantai Teluk Ijo, yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari pantai ini.

 Pantai Batu

Tidak jauh dari pantai terdapat sebuah air terjun setinggi 8 meter. Banyak wisatawan yang bermain main dan membilas badannya di air terjun ini setelah puas bermain main dan berenang di pantai. Dan seperti biasanya, wisatawan tak lupa mengeluarkan sebuah kamera untuk “selfie” di bawah air terjun.


Asal Usul Nama Pantai Teluk Ijo

 Panorama Pantai Teluk Ijo

 Nama “Teluk Ijo” diambil dari warna air laut yang apabila dilihat dari kejauhan nampak hijau. Warna air laut yang nampak hijau ini disebabkan oleh tumbuhan Alga yang berada di dasar laut. Selain itu, pepohonan dan gunung gunung di sekeliling pantai memperkuat karakter hijau dari pantai ini. Pantai ini terletak di sebuah teluk. Hal ini lah yang melatar-belakangi pembentukan nama Pantai Teluk Ijo.

Tiket Masuk Pantai Teluk Ijo
Jika anda memang berniat ingin berkunjung ke pantai ini beramai-ramai bersama keluarga maupun kerabat, anda tidak perlu khawatir dengan harga tiket nya. Karena harga tiket masuk ke pantai ini sangatlah ramah, yaitu hanya Rp.7.500 / orang.

Note: Harga tersebut dapat berubah sewaktu waktu

Lokasi / Alamat Pantai Teluk Ijo

Teluk Ijo terletak di Pantai Selatan Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Pesanggaran, Desa Sarongan. Jarak dari pusat kota Banyuwangi ke Teluk Ijo kurang lebih 90 km. Dan pantai ini masih satu jalur dengan Pantai Pulau Merah, tepatnya berada di sebelah barat Pantai Pulau Merah.

Rute menuju Pantai Teluk Ijo

Apabila ingin mengunjungi tempat wisata ini, maka rute yang harus di tempuh yaitu;

Kec. Jajag => Kec. Pesanggaran => Desa. Sarongan => Teluk Ijo 

Jalan menuju Teluk Ijo agak sedikit sulit, hal itu dikarenakan jalan setapak yang sedikit curam dan dipenuhi bebatuan. Setelah anda memparkir kendaraan, anda harus berjalan kurang lebih 1 KM menuju lokasi pantai. Meskipun jalur pejalan kaki menuju pantai sedikit menantang, namun semua itu akan terbayar dengan pemandangan indah di sepanjang perjalanan anda tersebut.

 Warning Board

Bagaimana sahabat Tabloid Wisata? Tertarik dengan kesegaran dan kealamian pantai nya? Yuk ajak keluarga dan kerabat untuk beramai ramai berkunjung kesini.

Lihat Pantai Teluk Ijo di Google Map




 
Wisata Pantai Pancer Banyuwangi 
Pantai Pancer

Tabloidwisata.com – Wisata Pantai Pancer Banyuwangi adalah sebuah pantai yang menghadirkan pesona keindahan yang berbeda dengan pantai lain. Pantai ini sangat cocok bagi mereka yang menginginkan suasana pantai yang tenang, damai, jauh dari keramaian. Selain tempatnya yang bersih pantai ini juga menawarkan pemandangan Sunset yang sangat indah, ketika sore hari tiba. Tepat di lokasi pantai terdapat sebuah sungai eksotis yang berujung pada sebuah muara di pantai ini. Asal usul nama Pantai Pancer sendiri diambil dari seorang Nelayan yang bernama Pancer. 

Wisata Pantai Pancer Banyuwangi
Pantai Pancer adalah salah satu pantai penghasil ikan terbesar di Banyuwangi setelah Muncar. Tak heran jika sebagian besar penduduk di pantai ini bermata pencaharian sebagai nelayan sehari harinya. Di lokasi pantai juga terdapat tempat pelelangan ikan yang selalu ramai dengan aktivitas jual beli, terutama pada pagi hari. Pada saat liburan tiba, pantai ini semakin sesak dipenuhi oleh pengunjung yang ingin memburu berbagai jenis macam ikan untuk pesta bakar bakar bersama keluarga dirumah.

 Jual Beli Ikan

 Di sebelah kiri Pantai Pancer terdapat sebuah gunung penghasil emas yang bernama gunung Tumpang Pitu. Tumpang Pitu dalam bahasa Indonesia berarti “Lapis Tujuh”, dan hal inilah yang melatarbelakangi asal usul nama gunung tersebut. Gunung ini terkenal sebagai gunung penghasil emas, namun pengelolaan tambang emas di gunung tersebut di kelola oleh perusahaan asing, sangat disayangkan. Banyak para pendatang, baik masyarakat asli Banyuwangi maupun pendatang dari seluruh Indonesia yang datang ke gunung tersebut untuk menambang secercah emas yang masih tersisa.

Selain bermain main dan menikmati keindahan pantai, wisatawan juga dapat berlayar ke tengah laut dengan menyewa sebuah perahu layar yang sudah disediakan oleh nelayan setempat. Dan juga bagi mereka yang suka memancing dapat memanfaatkan dermaga untuk memancing ikan di laut.

Panorama Pantai Pancer

Tidak hanya Pulau Merah yang memungkinkan wisatawan untuk melakukan surfing (Berselancar), Pantai Pancer juga mempunyai ombak yang tidak kalah spektakuler. Ombak di Pantai ini cocok baik untuk peselancar pemula  maupun yang sudah profesional.

Selain di lengkapi dengan fasilitas berlibur seperti homestay, kendaraan bermotor dan persewaan papan seluncur, di pantai ini tersedia juga “Surfing Training”, yaitu tempat untuk pelatihan berselancar yang di training oleh seorang pengajar profesional dan berpengalaman. 


Bulan Mei hingga Oktober adalah saat terbaik untuk berselancar di Pantai Pancer Banyuwangi 

Pantai Pancer Banyuwangi pernah mengalami Tsunami pada tahun 1994. Tsunami yang melanda pantai penghasil ikan ini cukup besar sehingga pada saat itu sempat memporak-porandakan bangunan dan rumah rumah milik warga yang dekat dengan pantai. Namun saat ini sudah agak sulit ditemukan bangunan bekas Tsunami karena hampir semua bangunan dan rumah warga sudah mengalami renovasi.

Lokasi Pantai Pancer

Pantai ini terletak di bagian timur pulau jawa, tidak jauh dan satu jalur dengan Pantai Pulau Merah. Pantai ini masih dalam satu rangkaian dengan pantai selatan, tepatnya terletak di Kab. Banyuwangi, Kec. Pesanggaran, Desa Sumberagung. Jadi tidak ada ruginya apabila anda berkunjung ke Pulau Merah menyempatkan juga untuk berkunjung ke pantai Pancer.

Rute Menuju Pantai Pancer
Ada dua rute yang umum di lalui oleh wisatawan yang hendak berkunjung ke pantai ini, yaitu dari arah barat (Jember) dan dari arah timur (Pusat Kota Banyuwangi).

Apabila berangkat dari arah barat (Jember) maka rute yang harus ditempuh adalah;


Jember => Kalibaru => Glenmore => Genteng => Jajag => Pesanggaran => Pantai Pancer

Apabila berangkat dari arah timur (Kota Banyuwangi) maka rute yang harus ditempuh adalah;


Kota Banyuwangi => Rogojampi => Cluring => Jajag => Pesanggaran => Pantai Pancer

Bagaimana sahabat Tabloid Wisata? Tertarik dengan keindahan dan keeksotisan  pantai Pancer Banyuwangi? Atau tertarik dengan aktivitas-aktivitasnya? Atau ingin berburu berbagai macam jenis Ikan? Ajak keluarga atau kerabat anda untuk datang kesini. Dijamin hepi deh 🙂.

Lihat Lokasi Pantai Pancer Banyuwangi di Google Map




 
Wisata Teluk Biru Banyuwangi

Teluk Biru

 Tabloidwisata.com – Teluk Biru Banyuwangimerupakan sebuah taman wisata laut yang memiliki keindahan air dan panorama dasar laut yang memukau. Suasana di teluk ini masih sangat alami, baik air laut maupun lokasi nya. Tak heran jika warna air laut nya sangat jernih, dan nama Teluk Biru sendiri dilatar-belakangi oleh kejernihan airnya yang nampak kebiru biruan.

Eksotisme Teluk Biru Banyuwangi

Belum banyak kalangan Traveller yang tahu akan keberadaan Surga tersembunyi di Banyuwangi ini. Padahal, apabila boleh dikata, Keeksotisan Teluk Biru sangat layak untuk disejajarkan dengan tempat tempat wisata populer lain nya seperti Teluk IjoPulau Merah, maupun Kawah Ijen.

Wisata ini sangat pas untuk mereka yang suka dengan hobi menyelam, karena dengan menyelam ke dasar laut, para snorkeler dapat melihat cantik nya ekosistem laut dengan sangat jelas.

 Kejernihan Air Teluk Biru

Ombak yang tenang dan terumbu karang yang cantik membuat wisatawan yang  berkunjung ke tempat ini merasa betah dan ingin berlama lama.

Aktivitas yang dapat dilakukan ketika berkunjung ke Teluk Biru antara lain;
  • Snorkeling
  • Diving
  • Berenang
  • Berlayar menggunakan perahu Kano (Berkano)
  • Ski Air

Jika anda suka berburu ikan, anda dapat membawa perlengkapan pancing maupun jaring dari rumah. Karena selain sebagai tempat wisata, Teluk Biru juga  tempat berkumpulnya ikan ikan. Tidak sedikit para Nelayan yang berhasil membawa pulang banyak ikan dari Laut ini setiap harinya.

Selain menikmati panorama di sekeliling teluk, setiap wisatawan yang berkunjung juga berkesempatan melihat indahnya Sunrise di kala fajar menjelang. Mengingat lokasi Teluk Biru yang sedikit jauh dan waktu tempuh yang cukup lama, wisatawan harus berangkat pukul 02.00 pagi agar bisa melihat sunrise ini. Jika berangkat siang hari, maka sesampainya di lokasi sudah tidak bisa melihat sunrise lagi karena matahari sudah beranjak ke atas.

 Sunrise di Teluk Biru

Dulunya, wilayah Banyuwangi selatan kerap kali terjadi pengrusakan ekosistem laut, yaitu aktivitas para pencari ikan dengan menggunakan bom buatan. Hal ini sangat disayangkan oleh masyarakat Banyuwangi. Kabar baiknya, kini telah dibentuk sebuah komunitas bernama Gemuruh. Gemuruh singkatan dari “Gerakan Muncar Rumahku”, dimana anggota dari komunitas ini adalah pemuda pemudi yang sadar akan kelestarian alam.

Komunitas Gemuruh memiliki berbagai aktivitas yang patut untuk di apresiasi. Aktivitas yang umumnya dilakukan oleh komunitas ini antara lain;
  • Transplatasi Terumbu Karang
  • Penanaman Pohon Mangrove
  • Penambahan “Fish Apartment”.
  • Dan aktivitas sosial lain nya.

Aktivitas tersebut dilakukan secara rutin, dan hal tersebut di maksudkan untuk melestarikan lingkungan dan menyelamatkan alam.

Lokasi Teluk Biru Banyuwangi

Teluk Biru Banyuwangi masih dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, terletak di balik semenanjung Sembulungan, tepatnya berada di Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur.

Tips: Teluk Biru lebih dikenal dengan nama “Senggrong” oleh penduduk setempat. Jadi, apabila anda ingin bertanya kepada penduduk setempat jalan menuju lokasi, sebaiknya anda bertanya lokasi “Senggrong”, karena jika anda mengatakan Teluk Biru, tidak banyak penduduk setempat yang mengerti dengan nama tersebut.

Rute / Akses Menuju Teluk Biru

Saat ini belum terdapat transportasi umum yang beroperasi ke lokasi wisata. Satu satunya alternatif yang bisa dilakukan yaitu membawa kendaraan pribadi atau menggunakan Jasa Travel, dengan rute sebagai berikut: 


Kab. Banyuwangi => Kec. Muncar => Teluk Biru 

Selain itu, setiap wisatawan yang berkunjung ke pantai ini harus menyewa sebuah perahu, mengingat belum adanya transportasi darat menuju Teluk Biru. 

Biaya sewa perahu : Rp. 300.000 s/d Rp. 500.000 
Note: Harga diatas dapat berubah sewaktu waktu 


Tips: Jika ingin berkunjung ke wisata ini, sebaiknya pada pagi/siang hari. Pada sore hari, ombak di pantai cukup besar, sehingga membuat para Nelayan tidak bisa mengantar ke lokasi teluk.

Bagaimana? tertarik dengan eksotisme Teluk Biru di Banyuwangi? Tunggu apa lagi, Ayo berkunjung sekarang..